Masyarakat Multikultural
Untuk memahami lebih jauh
mengenai pengertian masyarakat multikultural, ada baiknya kamu menyimak
pendapat para ahli sosiologi dan antropologi berikut ini.
1. J.S. Furnival
Masyarakat
multikultural atau majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
komunitas atau struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya.
2. Nasikun
Masyarakat majemuk
atau multikultural adalah suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang
berbeda di antara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya, sehingga
para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu
keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, dan bahkan kurang memiliki
dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.
Masyarakat multikultural terdiri
atas lebih dari dua kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan karakteristik
yang didorong oleh latar belakang sejarah, kondisi geografis, dan pengaruh
kebudayaan asing. Merujuk pada pengertian masyarakat multikultural yang telah
kita pelajari bersama pada subpokok bahasan sebelumnya, dapat kita lihat bahwa
masyarakat multikultural merupakan bentuk keanekaragaman kelompok yang dapat
dilihat dari ciri-ciri tertentu. Dapatkah kamu mengutarakan apa saja ciri-ciri
masyarakat multikultural?
Menurut Pierre L. Van den Berghe, ada beberapa
karakteristik masyarakat multikultural, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk
kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang
lain.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke
dalam lembagalembaga yang bersifat nonkomplementer.
3. Kurang mengembangkan
konsensus di antara para anggota terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
4. Secara relatif seringkali mengalami konflik antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
5. Secara relatif, integrasi
sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang
ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas
kelompok yang lain.
Faktor-Faktor
Penyebab Terbentuknya Masyarakat Multikultural
Marilah kita simak bersama pemaparan faktor yang
dapat memengaruhi terbentuknya masyarakat multikultural.
Faktor Kondisi Geografis
Tentunya kamu
telah mengetahui bahwa negara kita berbentuk kepulauan bukan? Dalam
kenyataannya memang negara kita sangat luas yang terdiri dari puluhan ribu
pulau yang masing-masing dipisahkan oleh lautan. Di samping itu, fenomena alam
pada masing-masing pulau seperti curah hujan, suhu, keadaan kelembaban udara,
dan reliefnya juga tidak sama. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut keadaan alam
di negara kita ini disadari atau tidak telah memengaruhi keanekaragaman
masyarakatnya. Masyarakat yang tinggal di lereng pegunungan memiliki upaya
sendiri untuk mempertahankan hidupnya, dengan lebih memilih mata pencaharian
yang berkaitan dengan relief alam pegunungan, dan akhirnya mereka melahirkan
kebudayaan sendiri. Begitu pula dengan orang-orang di tepi pantai, mereka tidak
mungkin akan sama usahanya dengan orang-orang yang tinggal di lereng
pegunungan. Mereka lebih memanfaatkan laut untuk mempertahankan hidupnya atau
untuk menggali sumber pendapatan mereka, yaitu dengan menjadi nelayan. Lalu,
bagaimana dengan orang-orang yang hidup di kota? Tentunya orang-orang yang
tinggal di kota dengan relief yang berbeda dengan yang telah disebutkan di
atas, tidak akan menjadi nelayan, penebang hutan atau petani, karena mereka
telah dikondisikan oleh keadaan geografis mereka untuk tidak bekerja seperti
itu, melainkan dengan membuka usaha, bekerja di kantor, mengajar, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, keadaan alam atau geografis suatu wilayah tidak menentukan
kebudayaan suatu masyarakat, melainkan hanya pada corak kebudayaannya. Corak
kebudayaan tersebut muncul dari kepribadian orang-orang yang hidup di
sekitarnya. Misalnya, seorang nelayan memiliki corak kebudayaan yang ditandai
dengan kepribadian yang keras, karena kehidupannya selalu dekat dengan ombak
yang menderu, angin yang kencang, dan lain sebagainya.
2 Faktor Historis -Pengaruh Kebudayaan Asing
Letak negara
kita secara geografis memang sangat strategis. Bagaimana tidak? Kalau kita coba
mengingat sejarah, Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional yang
menghubungkan antara Eropa dengan Cina dan Jepang. Selain itu, letak negara
kita yang berada di antara dua samudra besar, yaitu samudra Hindia dan Pasifik,
serta dua benua besar, yaitu Benua Asia dan Australia merupakan daya tarik
tersendiri bagi bangsa asing untuk singgah, bahkan menetap di sini. Posisi
demikian ini sangat memengaruhi masuknya budaya asing ke negara kita. Melalui
para pedagang asing, pengaruh kebudayaan dan agama masuk ke negara kita. Masih
ingatkah kamu bagaimana Islam masuk ke Indonesia? Islam pertama kali masuk ke
Indonesia melalui jalur perdagangan yang memanfaatkan kondisi geografis
Indonesia. Pada saat itu banyak para pedagang dari Gujarat yang singgah di
pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Sambil berdagang mereka menyebarkan
ajaran agama Islam kepada penduduk di sekitar pelabuhan untuk kemudian
disebarluaskan ke seluruh penjuru pulau tersebut.
3 Iklim yang Berbeda
Iklim yang
berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain akan menimbulkan
kondisi alam yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan ini, maka secara
langsung maupun tidak akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia
dalam menyesuaikan diri dengan iklim tersebut. Hal ini terutama berhubungan
dengan pemanfaatan iklim untuk menentukan sistem mata pencaharian hidup mereka,
pakaian, makanan pokok dan lain-lain. Tahukah kamu apakah akibat? Tentunya akan
terbentuk masyarakat yang multikultural berdasarkan iklim dan cuaca yang ada di
wilayah tersebut. Perbedaan iklim di dunia akan menyebabkan masyarakat yang
berada di tempat dengan iklim tertentu akan berusaha menyesuaikan diri.
Terutama dalam hal mata pencaharian hidup dan pola hidup sehari-hari, tentunya
kebudayaan masyarakat juga akan menyesuaikan. Misalnya masayarakat yang hidup
di daerah dengan iklim tropis mempunyai mata pencaharian di bidang agraris,
pakaian yang dikenakan tidak terlalu tebal.
Rangkuman
1. Masyarakat
multikultural adalah suatu masyarakat di mana di dalamnya terdapat beraneka
ragam bentuk budaya yang dapat dilihat dari perbedaan suku bangsa, agama, ras,
dan yang lainnya.
2. Karakteristik
masyarakat multikultural menurut Pierre Van der Berghe, di antaranya adalah
sebagai berikut.
–
Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk
kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang
lain.
–
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke
dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
–
Kurang mengembangkan konsensus di antara para
anggota terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
–
Secara relatif seringkali mengalami konflik di
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
–
Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas
paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
–
Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas
kelompok yang lain.
3. Secara
horizontal atau lazim disebut dengan diferensiasi sosial ciri masyarakat multikultural
dasarkan pada keanekaragaman ras, suku bangsa, dan agama. Sementara itu secara
vertikal atau lazim disebut dengan stratifikasi sosial, ciri masyarakat
multikultural di antaranya dapat dilihat dari tolok ukur kriteria ekonomi,
sosial, politik, dan masyarakat feodal.
4. Faktor-faktor
yang memengaruhi terbentuknya masyarakat multikultural adalah kondisi geografis, pengaruh budaya asing, dan iklim.
LAGU MENGAJAK MASYARAKAT MULTUKULTURAL UNTUK SALING MENGHARGAI DAN BERSATU UNTUK INDONESIA JAYA: https://youtu.be/ZX1mvFLstfQ
ReplyDelete